Sistem Pompa dan
Pipa di Kapal
1. Sistem Bilga (Clean Bilge System and Oily Bilge
System)
a) Pengertian Sistem Bilga
Sistem bilga adalah sitem penguras (drainage) zat cair yang sudah
tidak berguna diatas kapal. Seperti jika tejadi kebocoran pada kapal yang
disebabkan oleh grounding (kandas) atau Collision, oleh sebab itu sistem harus
mampu memindahkan air dengan cepat dari bagian dalam keluar kapal. Dengan
demikian hal ini akan menyebabkan kapasitas pompa menjadi semakin besar seiring
dengan bertambah besarnya ruangan, sedangkan fungsi sampingnya yaitu sebagai
penampungan air yang jumlahnya relative kecil yang terkumpul pada sumur bilga (bilge
well) sekaligus sebagai pengurasannya.
Sistem bilga dibagi menjadi
dua
system yaitu
bilga bersih (clean
bilge) dan bilga berminyak (oily bilge)
Ø Clean
bilge system
Bilga digunakan untuk menampung
air
buangan dari ruang muat atau kebocoran pipa dari
sistem pendingin dan lainya. Karena
bilga merupakan
salah satu penunjang keselamatan dari kapal maka kapasitas minimum pipa
bilga dan diameter
diatur oleh badan klasifikasi. Pompa ballast dan general service pump (pompa dinas umum) biasanya juga digunakan sebagai pompa bilga.
·
Pipa utama dan cabang :
Dalam sistem perpipaan terdapat sumuran (bilga well) di kamar mesin dan ruang
muat yang nantinya dihisap pompa bilga yang
ada pada kamar
mesin. Dalam setiap saluran hisap terdapat rose
box. Saluran cabang dihubungakan dengan
pipa
utama untuk dihubungkan
dengan saluran
hisap pompa bilga.
·
Direct bilge pipe
Saluran langsung
dari hisapan yang
terdapat dari bagian belakang
kamar mesin ke pompa bilga.
·
Emergency bilge pipe
Saluran darurat dihubungkan hisapan bilga dan dihubungkan dengan kapasitas terbesar pompa yang
ada
di kamar mesin, biasanya pompa utama
pendingin air laut.
Ø Oily
bilge system
Sistem ini digunakan untuk memompa bilga dari limpahan atau
buangan air yang telah bercampur minyak pelumas atau bahan bakar di
kamar mesin. Hal ini dikarenakan untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang limbah kelaut sesuai
aturan
yang ada. Pempuangan
limbah hanya
dilakukan
ketika dalam pelayaran
di daerah tertentu
(sejauh mungkin dari pelabuhan >12 mil)
dengan syarat kapasitas 60 liter/mil,
kandungan minyak 100 ppm atau kurang. Untuk mengurangi pencemaran maka
sebelum dibuang limbah
dari bilga melewati separator dengan alarm, bila telah memenuhi syarat kandungan minyak yang
harus dibuang
maka limbah dibuang bila belum
memenuhi
maka aliran kembali
ke separator.
b)
Cara
Kerja
Cara kerja dari sistem bilga ini adalah menampung
berbagai zat cair tersebut kedalam sebuah tempat yang dinamakan dengan bilge well, kemudian zat tersebut dihisap dengan menggunakan pompa bilga
dengan ukuran
tertentu untuk dikeluarkan
dari dari kapal melalui overboard. Sedangakan zat cair yanag tercampur dengan minyak yang
berada pada kamar mesin akan di tampung di dalam bilga well yang biasanya terletak di bawah kamar mesin (sluge tank), kemudian disalurkan menuju Incenerator dan Oily
water separator
untuk dipisahkan antara
air
dan campuran minyaknya.
Untuk minyak biasanya digunakan
lagi
dan untuk air dan
kotoran langsung dikeluarkan
melalui Overboard.
c)
Rule
dan Rekomendasi
1)
Pipa-pipa bilga
dan
penghisapannya
harus ditentukan
sedemikian rupa sehingga kapal dapat dikeringkan sempurna
walaupun dalam keadaan
miring/ kurang sempurna.
2)
Pipa-pipa hisap harus diatur
kedua sisi kapal pada ruangan-ruangan kedua ujung
masing-masing kapal cukup dilengkapi dengan satu pipa hisap yang
dapat
mengeringkan ruangan-ruangan tersebut.
3)
Ruangan yang
terletak di depan sekat tubrukan dan di belakang
tabung poros propeller yang tidak dihubungkan dengan sistem
pompa bilga umum harus
dikeringkan dengan
cara yang memadai.
4)
Pipa Bilga yang melalui tanki-tanki :
·
Pipa bilga yang melewati tanki-tanki tidak boleh dipasang melalui tanki minyak
lumas,
minyak panas,
dan air
minum.
·
Jika pipa bilga melalui tanki bahan bakar yang terletak di atas alas ganda dan berakhir pada ruangan yang sulit dicapai selama pelayaran
maka harus dilengkapi dengan katup non-return tambahan, tepat
dimana pipa dari
sisi hisap bilga tersebut masuk ke
tanki bahan bakar.
5)
Pipa Hisap Bilga dan Saringan-saringan
·
Pipa hisap
harus dipasang sedemikian
rupa sehingga tidak menyulitkan dalam membersihkan pipa hisap. Kotak pengering pipa hisap dilengkapi dengan saringan yang tahan
karat.
·
Aliran pipa hisap bilga darurat tidak boleh terhalang dan pipa hisap tersebut terletak
pada jarak yang cukup
dari
alas dalam.
6)
Katup dan Perlengkapan Sistem
Bilga
Katup dan perlengkapan pada
pipa bilga terletak pada tempat yang strategis,
sehingga
efisien dalam penggunaannya.
7)
Pompa bilga
Apabila
digunakan pompa
sentrifugal untuk pompa bilga, pompa itu
harus merupakan selfpriming atau dihubungkan kesebuah alat pemisah udara.
8)
Menggunakan pompa lain untuk pompa bilga
·
Pompa-pompa ballast stand-by, pompa pelayaran umum dapat juga digunakan dapat juga digunakan sebagai pompa independent yang dilengkapi
dengan self-priming
dan yang diisyaratkan.
·
Dalam kejadian kegagalan salah satu dari pompa
bilga yang disyaratkan,
salah satu pompa
harus dapat bertindak sebagai pompa pemadam dan pompa bilga.
·
Pompa pelumas dan bahan bakar tidak boleh dihubungkan kesistem
bilga.
·
Ejektor bilga
dapat diterima sebagai
susunan
pompa
bilga
yang disediakan dengan sebuah
suplai air laut independent.
Katalog Pompa Bilga
Diagram Bilga Oil Sistem
2. Sistem Ballast
b.
Pengertian
Sistem Ballast
Sistem Ballast
adalah
sistem yang digunakan
untuk menyesuaikan sarat kapal atau menyesuaikan keseimbangan kapal karena
muatan yang bertambah atau berkurang dengan cara memindahkan air ballast
dari tangki ke tangki pada tangki ballast
dasar ganda, tangki depan dan belakang untuk menjaga keselamatan kapal. Pompa ballast
selain untuk memindahkan dan mengisi air di tangki ballast juga digunakan
untuk pompa bilga dan dihubungkan dengan generator service pump. Dalam
perpipaannya diujung pipa hisap dipasang strainer untuk melindungi pompa ballast
non-return valve juga dipasang pada saluran keluar untuk menjaga tangki baik
di pompa serta aliran balik dan tangki.
c.
Cara Kerja Sistem Ballast
Cara
kerja sistem ballast, secara umum adalah untuk mengisi tanki ballast yang
berada di double bottom, dengan air laut, yang diambil dari sea chest
melalui pompa ballast, dan saluran pipa utama dan pipa cabang.
Seachest terletak pada bagian kamar mesin yanag paling depan dan paling bawah.
Hal ini dimaksudkan bahwa air yang disedot ke dalam tidak mengandung kotoran
dari pembuangan atau autboard dan masih bersifat laminar. Kemudian sisa air
yang tidak dipakai akan dikeluarkan melalui outboard yang letaknya harus 0,76 m
dari gari air atau water line.
d.
Rule dan Rekomendasi
Menurut peraturan Biro
Klasifikasi Indonesia Volume III 20136 Section 11-P dinyatakan:
1) Jalur Pipa Ballast
Pipa hisap dalam tanki-tanki ballast
harus diatur sedemikian rupa sehingga tanki-tanki tersebut dapat
dikeringkan sewaktu kapal dalam keadaan trim atau kapal dalam keadaan kurang
menguntungkan. Kapal yang memiliki tanki double bottom yang sangat lebar
juga dilengkapi dengan sisi isap pada sebelah luar dari tanki. Dimana panjang
dari tanki air ballast lebih dari 30 m, Kelas mungkin dapat meminta sisi
isap tambahan untuk memenuhi bagian depan dari tanki.
2) Pipa yang Melalui Tanki
Pipa air ballast tidak
boleh melalui instalasi tanki air minum, tanki air baku, tanki minyak bakar,
dan tanki minyak pelumas.
3) Sistem Perpipaan
Bilamana tanki air ballast akan
digunakan khususnya sebagai pengering palka, tanki tersebut juga dihubungkan ke
sistem bilga. Katup harus dapat dikendalikan dari atas geladak cuaca (freeboard
deck). Bilamana fore peak secara langsung berhubungan dengan suatu
ruang yang dapat dilalui secara tetap (misalnya ruang bow thruster) yang
terpisah dari ruang kargo, katup ini dapat dipasang secara langsung pada collision
bulkhead di bawah ruang ini tanpa peralatan tambahan untuk pengaturannya.
4) Pompa Ballast
Jumlah
dan kapasitas dari pompa harus memenuhi kebutuhan operasional dari kapal.
Katalog Pompa Ballast
Diagram Water Ballast Sitem
3. Sistem Bahan Bakar (Fuel Oil
System)
a. Pengertian Sistem Bahan Bakar
Instalasi pipa
Bahan Bakar/Fuel Oil digunakan untuk mengalirkan kebutuhan bahan
bakar
dari
tanki bahan bakar ke sistim
di permesinan dan dari luar ke dalam kapal
pada
saat pengisian bahan bakar
Sistem bahan
bakar
pada umumnya terdiri
dari :
1) Fuel oil supply
·
Sistem bahan bakar mesin induk
Sistem ini mensuplai bahan bakar untuk mesin induk, mesin
bantu dan boiler. Sistem mesin bantu mesin induk memiliki satu
saluran yaitu untuk
diesel oil. Bahan bakar DO dihisap
dari tangki harian dengan menggunakan supply
pump/pressure pump kesaluran
bahan bakar pada
mesin induk. Bahan bakar disalurkan ke fuel
injection pump
pada masing-masing cylinder melalui sebuah katup.
Kelebihan bahan bakar yang masuk ke mesin disirkulasikan ke tanki
untuk kembali dialirkan ke
mesin, di tanki tersebut terdapat ventilasi untuk mengekuarkan gas
dari
bahan bakar.Jaminan bahan bakar yang masuk
kekentalan, temperatur dan kebersihanya terjamin maka
dipasang Temperature control, Viscosity control dan
duplex filter pada saluran sebelum masuk mesin.
·
Sistem bahan bakar mesin bantu
Sistem bahan bakar selain mensuplai bahan bakar untuk mesin induk juga mensuplai
mesin
bantu kapal, Diesel Oil dari
tanki
service disambung ke mesin bantu dengan pemompaan atau gravitasi.
Kelebihan bahan bakar dari mesin dikembalikan ke service
tank melalui pressure control valve yang
dipasang disaluran utama bahan bakar. Pada system
ini diesel oil tidak dapat dipompa
oleh pompa supply ke mesin karena perencanaan peralatan pompa
bahan bakar yang tersendiri
2)
Fuel oil purifying
piping system
Purifying (
Pemurnian) terdiri dari
pemurnian diesel oil dan
heavy fuel oil. Bentuknya adalah memurnikan dan memindahkan diesel oil dari tanki
pengendapan (settling)
ke tanki harian melalui purifier/separator. Untuk
jenis pemurnian ini bahan bakar dipanaskan oleh
kumparan pemanas pada
tanki pengendapan dan ketika keluar melalui pemanas purifier menuju tanki harian dengan bantuan
pompa.
3)
Fuel oil transfer piping system
Bahan bakar diisikan ketanki induk di double bottom melalui
saluran pengisian (filling connection) yang terdapat di sisi kanan
dan
kiri deck, lalu bahan bakar
diantara dua tangki tersebut dipindahkan ke tanki pengendapan. Saluran pengisian harus dapat
dicapai untuk pengisian dari luar kedua sisi badan kapal tanpa
menyebabkan timbulnya bahaya. Pada ujung pipa pengisian
dipasang blind flange di deck.
Pompa transfer pada diesel
oil dan
heavy fuel oil masing- masing digunakan sebagai pompa cadangan dari kedua system,
sehingga terdapat saluran
yang berpotongan untuk saluran masuk dan keluar.
4)
Fuel oil drain piping
system
Saluran limpahan dan pembuangan
dari system bahan
bakar dialirkan dan dikumpulkan dengan menggunakan gravitasi menuju tangki pengumpul.
Saluran berawal dari mesin induk, mesin bantu, fuel
oil purifier dan
pompa, saluran memasukan, tangki-tangki dan lain-lain.
b. Cara Kerja
Sistem Bahan Bakar
Cara kerja pada system bahan bakar yaitu semua system
bermula pada storage
tank menuju pada main engine dan auxiliary
engine. Dengan cara dipompa dengan
menggunakan
pompa yang
digerakan dengan
elektrick motor menuju
settling tank, dari settling
tank bahan
bakar
di
pompa
dengan
menggunakan pompa bahan
bakar menuju service tank melalui centrifluge yang
dipasang parallel untuk memisahkan bahan bakar dengan endapan yang terjadi dan juga air.
Service tank bahan bakar didorong dengan menggunakan supply pump yang digerakan secara elektris
dengan menjaga tekanannya sebelum masuk ke circulating pump.
Bahan bakar
kemudian didorong masuk ke main engine melalui heater dan full flow filter,
dan
perlu dipastikan circulating pump harus melebihi jumlah yang
telah dibutuhkan oleh
main
engine sehingga
kelebihanya bahan bakar yang
di suplai akan kembali ke service tank melalui venting box dan de aerating valve yang mana pada valve tersebut akan melepaskan gas dan membiarkan bahan bakar masuk kembali ke pipa circulating pump.
c. Rule dan Rekomendasi
Menurut peraturan Biro Klasifikasi Indonesia Volume
III 2016 Section 11.G.
dinyatakan:
·
Sistem bunker
dari system bahan bahan bakar dimana pelatakanya berada dideck terbawah dan harus
diisolasikan
dari ruangan
lainya.
·
Tanki harus dipisahkan oleh cofferdam terhadap
tanki lain.
·
Pipa bahan bahan bakar tidak boleh melewati tanki yang berisi freshwater, air minum, pelumas, dll.
·
Plastik dan glass tidak boleh digunakan
untuk operasi bahan bakar.
·
Transfer, feed dan booster
harus direncanakan untuk kebutuhan temperatur operasi pada kondisi medium.
·
Untuk saluran masuk menggunkan filter simplex.
·
Purifier untuk
membersihkan bahan bakar dan minyak pelumas harus mendapat persetujuan
klasifikasi setempat.
·
Untuk penggunaan filter secara bersamaan
antara bahan bakar dan minyak lumas pada supply system maka harus ada
pemisah (pengontrol) agar bahan bakar dan minyak pelumas tidak tercampur.
·
Untuk operasional dengan heavy fuel, dipasang
system pemanas.
·
Settling tank dan daily
tank harus dilengkapi peralatan untuk mengeringkan. Settling tank yang disediakan harus berkapasitas minimal dapat
menyediakan bahan bakar selama 1 hari.
· Daily tank harus
mampu menyediakan bahan bakar selama minimal 8 jam.
Diagram Sistem Bahan Bakar
4. Sistem Air Tawar
( Fresh Water System )
a. Pengertian Sistem Air Tawar ( Fresh Water System )
Sistem air tawar adalah
system yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan air tawar diatas kapal. Sistem pelayanan air ini biasanya terdiri dari
system air tawar untuk mandi, cuci dan minum, serta system air laut
untuk keperluan sanitari. Kedua sistem perencanaanya sama untuk
otomatisasi pompa penyedia air ke tanki yang mana ditekan oleh udara bertekanan.
Tekanan udara disesuaikan dengan kebutuhan penyediaan air dalam sistem. Sistem air tawar terbagi
menjadi 2, yaitu :
1) Fresh
water system
Sistem ini dugunakan untuk mensuplai kebutuhan air
tawar untuk pelayanan awak kapal dan permesinan. Dalam system terdapat hydropore
tank, pompa air start dan stop dengan mendeteksi tekanan di hydropore.
Hydropore digunakan untuk mengurangi kerja pompa secara terus-menerus dan
untuk mendapatkan kuantitas supali air yang konstan.
2) Hot
Water Sistem
Dalam sistem terdapat calorifier dan pompa
sirkulasi air panas. Air tawar dan hydropore air tawar dipanaskan di calorifier
dan sirkulasikan dengan pompa. Calorifie dipanaskan dengan heater
listrik.
b.
Rule dan Rekomendasi
Pada peraturan BKI 2013 Vol.III Sec. 11.K
Dinyatakan :
1) Sistem untuk pendingin air tawar
Sistem pendingin air tawar diatur hingga motor
dapat secara baik didinginkan dibawah berbagai kondisi suhu.
2) Menurut kebutuhan dari motor system pendingin air
tawar yang di perlukan :
·
Suatu sirkuit
tunggal untuk keseluruhan pembangkit.
·
Sirkuit
terpisah untuk pembangkit daya induk dan bantu.
·
Beberapa
sirkuit independent untuk komponen motor induk yang memerkukan pendinginan ( cylinder,
piston dan katup bahan bakar) dan untuk motor bantu.
3) Sirkuit pendingin diatur sehingga bila salah satu
sirkuit mengalami kegagalan maka dapat diambil alih oleh sirkuit pendingin yang
lain. Bila mana perlu dibuatkan pengaturan untuk tujuan tersebut.
4) Sedapat mungkin pengatur suhu dari motor induk dan
bantu dibuatkan sirkuit yang terpisah dan independent satu sama lainnya.
5) Bila mana pada motor pembangkit otomatis, penukar
panas untuk bahan bakar dan pelumas melibatkan sikuit air pendingin, system air
pendingin di monitor terhadap kebocoran dari minyak bahan bakar dan pelumas.
6) Sistem air pendingin umum untuk pembangkit induk
dan bantu dipasangi katup shut-off untuk memungkinkan reparasi tetap
tidak menggangu pelayanan dari sistem tersebut.
7) Penukar panas dan pendingin
·
Pendingin
dari sistem air pendingin, motor, dan peralatanya dipasang untuk menjamin
bahwa temperatur air pendingin yang telah ditentukan dapat diperoleh dari
bebagai jenis kondisi. Temperatur air pendingin dipasang sesuai untuk keperluan
yang dibutuhkan oleh motor dan peralatan.
·
Penukar panas
untuk peralatan bantu pada sirkuit air pendingin utama jika memungkinkan
dilengkapi dengan jalur by-pass, bila mana terjadi gangguan pada penukar
panas, untuk menjaga kelangsungan operasi sistem.
·
Dipastikan
bahwa peralatan bantu dapat tetap bekerja saat perbaikan dan peralatan
pendingin utama. Bila mana perlu diberikan pengalih aliran ke penukar panas
yang lain, permesinan atau peralatan sepanjang suatu penukaran panas sementara
dapat diperoleh.
·
Katup shut-off
dipasang pada sisi hisap dan tekan dari semua penukar panas.
·
Tiap penukar
panas dan pendingin dilengkapi dengan ventilasi dan corong kuras.
8) Pompa pendingin air tawar
·
Pompa air
pendingin utama dan cadangan harus terdapat disetiap system pendingin air
tawar.
·
Pompa air
pendingin dapat digerakan langsung oleh motor induk atau bantu yang mana
dimaksudkan untuk mendinginkan sehingga jumlah pasok yang layak dari air
pendingin dapat dicapai pada berbagai kondisi operasi.
·
Pompa air
pendingin cadangan digerakan secara independent oleh motor induk.
·
Pompa air
pendingin cadangan berkapasitas sama seperti pompa air pendingin utama.
·
Motor induk
dilengkapi sekurangnya oleh suatu pompa pending utama dan cadangan.
·
Bila mana
menurut konstruksi dari motor memerlukan lebih dari satu sirkuit air pendingin
satu pompa candangan dipasang untuk tiap pompa pendingin utama.
·
Suatu pompa
pendingin cadangan dari suatu sistem pendingin dapat digunakan sebagai satu
pompa cadangan untuk sistem lain yang dilengkapai dengan lajur sanbungan yang
memungkinkan. Katup shut-off pada sambungan ini harus dilindungi dari
penggunaan yang tidak diinginkan.
·
Peralatan
yang melengkapi sistem untuk pendinginan darurat dari sistem lain dapat
disetujui jika dan pembangkitnya sesuai untuk tujuan ini.
·
Pengukur
suhu, sirkuit air pendingin dilengkapi dengan pengatur suhu sesuai yang
diperluakan dan sesuai dengan peraturan yang ada. Alat pengatur yang mengalami
kerusakan dapat mempengaruhi fungsi keandalan dari monitor yang dilengkapinya
atau saat dia bekerja.
Katalog Pompa
Air Tawar
Diagram
Sistem Air Tawar