Jumat, 05 Mei 2017

 
Sistem Pompa dan Pipa di Kapal

1.    Sistem Bilga (Clean Bilge System and Oily Bilge System)
a)      Pengertian Sistem Bilga
Sistem bilga adalah sitem penguras (drainage) zat cair yang sudah tidak berguna diatas kapal. Seperti jika tejadi kebocoran pada kapal yang disebabkan oleh grounding (kandas) atau Collision, oleh sebab itu sistem harus mampu memindahkan air dengan cepat dari bagian dalam keluar kapal. Dengan demikian hal ini akan menyebabkan kapasitas pompa menjadi semakin besar seiring dengan bertambah besarnya ruangan, sedangkan fungsi sampingnya yaitu sebagai penampungan air yang jumlahnya relative kecil yang terkumpul pada sumur bilga (bilge well) sekaligus sebagai pengurasannya.
Sistem  bilga  dibagi  menjadi  dua  system  yaitu  bilga  bersih  (clean bilge) dan bilga berminyak (oily bilge)
Ø  Clean bilge system
Bilga digunakan untuk menampung air buangan dari ruang muat atau kebocoran pipa dari sistem pendingin dan lainya. Karena bilga merupakan salah satu penunjang keselamatan dari kapal maka kapasitas minimum pipa bilga dan diameter diatur oleh badan klasifikasi. Pompa ballast dan general service pump (pompa dinas umum) biasanya juga digunakan sebagai pompa bilga.
·         Pipa utama dan cabang :
Dalam sistem perpipaan terdapat sumuran (bilga well) di kamar mesin dan ruang muat yang nantinya dihisap pompa bilga yang ada pada kamar mesin. Dalam setiap saluran hisap terdapat rose box. Saluran cabang dihubungakan  dengan  pipa  utama  untuk  dihubungkan  dengan  saluran hisap pompa bilga.
·         Direct bilge pipe
Saluran langsung dari hisapan yang terdapat dari bagian belakang kamar mesin ke pompa bilga.
·         Emergency bilge pipe
Saluran darurat dihubungkan hisapan bilga dan dihubungkan dengan kapasitas terbesar pompa yang ada di kamar mesin, biasanya pompa utama pendingin air laut.
Ø  Oily bilge system
Sistem ini digunakan untuk memompa bilga dari limpahan atau buangan air yang telah bercampur minyak pelumas atau bahan bakar di kamar mesin. Hal ini dikarenakan untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang  limbah  kelaut sesuai  aturan  yanadaPempuangan  limbah hanya  dilakukan  ketika  dalam  pelayaran  di  daerah  tertentu  (sejauh mungkin dari pelabuhan >12 mil) dengan syarat kapasitas 60 liter/mil, kandungan minyak 100 ppm atau kurang. Untuk mengurangi pencemaran maka sebelum dibuang limbah dari bilga melewati separator dengan alarm, bila telah memenuhi syarat kandungan minyak yang harus dibuang maka limbah dibuang bila belum memenuhi maka aliran kembali ke separator.
b)     Cara Kerja
Cara kerja dari sistem bilga ini adalah menampung berbagai zat cair tersebut kedalam sebuah tempat yang dinamakan dengan bilge well, kemudian zat tersebut dihisap dengan menggunakan pompa bilga dengan ukuran tertentu untuk dikeluarkan dari dari kapal melalui overboard. Sedangakan zat cair yanag tercampur dengan minyak yang berada pada kamar mesin akan di tampung di dalam bilga well yang biasanya terletak di bawah kamar mesin (sluge tank), kemudian disalurkan menuju Incenerator dan Oily water separator untuk dipisahkan antara air dan campuran minyaknya.  Untuk  minyak  biasanya digunakan  lagi  dan  untuk  air dan kotoran langsung dikeluarkan melalui Overboard.
c)      Rule dan Rekomendasi
1)    Pipa-pipa bilga dan penghisapannya harus ditentukan sedemikian rupa sehingga kapal dapat dikeringkan sempurna walaupun dalam keadaan miring/ kurang sempurna.
2)    Pipa-pipa hisap harus diatur kedua sisi kapal pada ruangan-ruangan kedua ujung masing-masing kapal cukup dilengkapi dengan satu pipa hisap yang dapat mengeringkan ruangan-ruangan tersebut.
3)    Ruangan yang terletak di depan sekat tubrukan dan di belakang tabung poros propeller yang tidak dihubungkan dengan sistem pompa bilga umum harus dikeringkan dengan cara yang memadai.
4)    Pipa Bilga yang melalui tanki-tanki :
·         Pipa bilga yang melewati tanki-tanki tidak boleh dipasang melalui tanki minyak lumas, minyak panas, dan air minum.
·         Jika pipa bilga melalui tanki bahan bakar yang terletak di atas alas ganda dan berakhir pada ruangan yang sulit dicapai selama pelayaran maka harus dilengkapi dengan katup non-return tambahan, tepat dimana pipa dari sisi hisap bilga tersebut masuk ke tanki bahan bakar.
5)    Pipa Hisap Bilga dan Saringan-saringan
·        Pipa   hisap   harus   dipasan sedemikian   rup sehingga   tidak menyulitkan dalam membersihkan pipa hisap. Kotak pengering pipa hisap dilengkapi dengan saringan yang tahan karat.
·        Aliran pipa hisap bilga darurat tidak boleh terhalang dan pipa hisap tersebut terletak pada jarak yang cukup dari alas dalam.
6)    Katup dan Perlengkapan Sistem Bilga
Katup dan perlengkapan pada pipa bilga terletak pada tempat yang strategis, sehingga efisien dalam penggunaannya.
7)    Pompa bilga
Apabila digunakan pompa sentrifugal untuk pompa bilga, pompa itu harus merupakan selfpriming atau dihubungkan kesebuah alat pemisah udara.
8)    Menggunakan pompa lain untuk pompa bilga
·         Pompa-pompa ballast stand-by, pompa pelayaran umum dapat juga digunakan dapat juga digunakan sebagai pompa independent yang dilengkapi dengan self-priming dan yang diisyaratkan.
·         Dalam   kejadia kegagalan   salah   satu   dari   pompa   bilg yang disyaratkan, salah satu pompa harus dapat bertindak sebagai pompa pemadam dan pompa bilga.
·         Pompa pelumas dan bahan bakar tidak boleh dihubungkan kesistem bilga.
·         Ejektor  bilga  dapat  diterima  sebagai  susunan  pompa  bilga  yang disediakan dengan sebuah suplai air laut independent.
Katalog Pompa Bilga

Diagram Bilga Oil Sistem

2.      Sistem Ballast
b.      Pengertian Sistem Ballast
Sistem Ballast adalah sistem yang digunakan untuk menyesuaikan sarat kapal atau menyesuaikan keseimbangan kapal karena muatan yang bertambah atau berkurang dengan cara memindahkan air ballast dari tangki ke tangki pada tangki ballast dasar ganda, tangki depan dan belakang untuk menjaga keselamatan kapal. Pompa ballast selain untuk memindahkan dan mengisi air di tangki ballast juga digunakan untuk pompa bilga dan dihubungkan dengan generator service pump. Dalam perpipaannya diujung pipa hisap dipasang strainer untuk melindungi pompa ballast non-return valve juga dipasang pada saluran keluar untuk menjaga tangki baik di pompa serta aliran balik dan tangki.
c.       Cara Kerja Sistem Ballast
Cara kerja sistem ballast, secara umum adalah untuk mengisi tanki ballast yang berada di double bottom, dengan air laut, yang diambil dari sea chest melalui pompa ballast, dan saluran pipa utama dan pipa cabang. Seachest terletak pada bagian kamar mesin yanag paling depan dan paling bawah. Hal ini dimaksudkan bahwa air yang disedot ke dalam tidak mengandung kotoran dari pembuangan atau autboard dan masih bersifat laminar. Kemudian sisa air yang tidak dipakai akan dikeluarkan melalui outboard yang letaknya harus 0,76 m dari gari air atau water line.
d.      Rule dan Rekomendasi
Menurut peraturan Biro Klasifikasi Indonesia Volume III 20136 Section 11-P dinyatakan:
1)      Jalur Pipa Ballast
Pipa hisap dalam tanki-tanki ballast harus diatur sedemikian rupa sehingga tanki-tanki tersebut dapat dikeringkan sewaktu kapal dalam keadaan trim atau kapal dalam keadaan kurang menguntungkan. Kapal yang memiliki tanki double bottom yang sangat lebar juga dilengkapi dengan sisi isap pada sebelah luar dari tanki. Dimana panjang dari tanki air ballast lebih dari 30 m, Kelas mungkin dapat meminta sisi isap tambahan untuk memenuhi bagian depan dari tanki.
2)      Pipa yang Melalui Tanki
Pipa air ballast tidak boleh melalui instalasi tanki air minum, tanki air baku, tanki minyak bakar, dan tanki minyak pelumas.
3)      Sistem Perpipaan
Bilamana tanki air ballast akan digunakan khususnya sebagai pengering palka, tanki tersebut juga dihubungkan ke sistem bilga. Katup harus dapat dikendalikan dari atas geladak cuaca (freeboard deck). Bilamana fore peak secara langsung berhubungan dengan suatu ruang yang dapat dilalui secara tetap (misalnya ruang bow thruster) yang terpisah dari ruang kargo, katup ini dapat dipasang secara langsung pada collision bulkhead di bawah ruang ini tanpa peralatan tambahan untuk pengaturannya.
4)      Pompa Ballast
Jumlah dan kapasitas dari pompa harus memenuhi kebutuhan operasional dari kapal.
Katalog Pompa Ballast


Diagram Water Ballast Sitem

3. Sistem Bahan Bakar (Fuel Oil System)
a.      Pengertian Sistem Bahan Bakar
Instalasi pipa Bahan Bakar/Fuel Oil digunakan untuk mengalirkan kebutuhan bahan bakar dari tanki bahan bakar ke sistim di permesinan dan dari luar ke dalam kapal pada saat pengisian bahan bakar
Sistem bahan bakar pada umumnya terdiri dari :
1)      Fuel oil supply
·         Sistem bahan bakar mesin induk
Sistem ini mensuplai bahan bakar untuk mesin induk, mesin bantu dan boiler. Sistem mesin bantu mesin induk memiliki satu saluran yaitu untuk diesel oil. Bahan bakar DO dihisap dari tangki harian dengan menggunakan supply pump/pressure pump kesaluran bahan bakar pada mesin induk. Bahan bakar disalurkan ke fuel injection pump pada masing-masing cylinder melalui sebuah katup.
Kelebihan bahan bakar yang masuk ke mesin disirkulasikan ke tanki untuk kembali dialirkan ke mesin, di tanki tersebut terdapat ventilasi untuk mengekuarkan gas dari bahan bakar.Jaminan bahan bakar yang masuk kekentalan, temperatur dan kebersihanya terjamin maka dipasang Temperature control, Viscosity control dan duplex filter pada saluran sebelum masuk mesin.
·         Sistem bahan bakar mesin bantu
Sistem bahan bakar selain mensuplai bahan bakar untuk mesin induk  juga  mensuplai  mesin  bantu  kapal,  Diesel  Oil  dari  tanki service disambung ke mesin bantu dengan pemompaan atau gravitasi. Kelebihan bahan bakar dari mesin dikembalikan ke service tank melalui pressure control valve yang dipasang disaluran utama bahan bakar. Pada system ini diesel oil tidak dapat dipompa oleh pompa supply ke mesin karena perencanaan peralatan pompa bahan bakar yang tersendiri 

2)      Fuel oil purifying piping system
Purifying ( Pemurnian) terdiri dari pemurnian diesel oil dan heavy fuel oil. Bentuknya adalah memurnikan dan memindahkan diesel oil dari tanki pengendapan (settling) ke tanki harian melalui purifier/separator. Untuk jenis pemurnian ini bahan bakar dipanaskan oleh kumparan pemanas pada tanki pengendapan dan ketika keluar melalui pemanas purifier menuju tanki harian dengan bantuan pompa.
3)      Fuel oil transfer piping system
Bahan bakar diisikan ketanki induk di double bottom melalui saluran pengisian (filling connection) yang terdapat di sisi kanan dan kiri deck, lalu bahan bakar diantara dua tangki tersebut dipindahkan ke tanki pengendapan. Saluran pengisian harus dapat dicapai untuk pengisian dari luar kedua sisi badan kapal tanpa menyebabka timbulny bahaya Pada   ujung   pipa   pengisian dipasang blind flange di deck.
Pompa transfer pada  diesel  oil  dan  heavy fuel  oil  masing- masing digunakan sebagai pompa cadangan dari kedua system, sehingga  terdapat  saluran  yang  berpotongan untuk  saluran  masuk dan keluar.
4)      Fuel oil drain piping system
Saluran limpahan dan pembuangan dari system bahan bakar dialirkan dan dikumpulkan dengan menggunakan gravitasi menuju tangki pengumpul. Saluran berawal dari mesin induk, mesin bantu, fuel oil purifier dan pompa, saluran memasukan, tangki-tangki dan lain-lain.
b.      Cara Kerja Sistem Bahan Bakar
Cara kerja pada system bahan bakar yaitu semua system bermula pada storage tank menuju pada main engine dan auxiliary engine.  Dengacara dipompa dengan  menggunakan  pompa  yang digerakan dengan elektrick motor menuju settling tank, dari settling tank  bahan  bakar  di  pompa  dengan  menggunakan  pompa  bahan bakar menuju service tank melalui centrifluge yang dipasang parallel untuk memisahkan bahan bakar dengan endapan yang terjadi dan juga air.
Service tank bahan bakar didorong dengan menggunakan supply pump yang digerakan secara elektris dengan menjaga tekanannya sebelum masuk ke circulating pump. Bahan bakar kemudian didorong masuk ke main engine melalui heater dan full flow  filter,  dan  perlu  dipastikan  circulating  pump  harus melebihi jumlah   yang   tela dibutuhka oleh   main   engin sehingga kelebihanya bahan bakar yang di suplai akan kembali ke service tank melalui venting box dan de aerating valve yang mana pada valve tersebut akan melepaskan gas dan membiarkan bahan bakar masuk kembali ke pipa circulating pump.
c.       Rule dan Rekomendasi
Menurut peraturan Biro Klasifikasi Indonesia Volume III 2016 Section 11.G. dinyatakan:
·         Siste bunker   dari   syste baha baha baka dimana pelatakanya berada dideck terbawah dan harus diisolasikan dari ruangan lainya.
·         Tanki harus dipisahkan oleh cofferdam terhadap tanki lain.
·         Pipa bahan bahan bakar tidak boleh melewati tanki yang berisi freshwater, air minum, pelumas, dll.
·         Plastik dan glass tidak boleh digunakan untuk operasi bahan bakar.
·         Transfer, feed dan booster harus direncanakan untuk kebutuhan temperatur operasi pada kondisi medium.
·         Untuk saluran masuk menggunkan filter simplex.
·         Purifier untuk membersihkan bahan bakar dan minyak pelumas harus mendapat persetujuan klasifikasi setempat.
·         Untuk penggunaan filter secara bersamaan antara bahan bakar dan minyak lumas pada supply system maka harus ada pemisah (pengontrol) agar bahan bakar dan minyak pelumas tidak tercampur.
·         Untuk operasional dengan heavy fuel, dipasang system pemanas.
·         Settling tank dan daily tank harus dilengkapi peralatan untuk mengeringkan. Settling tank yang disediakan harus berkapasitas minimal dapat menyediakan bahan bakar selama 1 hari.
·        Daily tank harus mampu menyediakan bahan bakar selama minimal 8 jam.


Diagram Sistem Bahan Bakar
4. Sistem Air Tawar ( Fresh Water System )
a.      Pengertian Sistem Air Tawar ( Fresh Water System )
Sistem air tawar adalah system yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan air tawar diatas kapal. Sistem pelayanan air ini biasanya terdiri dari system air tawar untuk mandi, cuci dan minum, serta system air laut untuk keperluan sanitari. Kedua sistem perencanaanya sama untuk otomatisasi pompa penyedia air ke tanki yang mana ditekan oleh udara bertekanan. Tekanan udara disesuaikan dengan kebutuhan penyediaan air dalam sistem. Sistem air tawar terbagi menjadi 2, yaitu :
1)      Fresh water system
Sistem ini dugunakan untuk mensuplai kebutuhan air tawar untuk pelayanan awak kapal dan permesinan. Dalam system terdapat hydropore tank, pompa air start dan stop dengan mendeteksi tekanan di hydropore. Hydropore digunakan untuk mengurangi kerja pompa secara terus-menerus dan untuk mendapatkan kuantitas supali air yang konstan.
2)      Hot Water Sistem
Dalam sistem terdapat calorifier dan pompa sirkulasi air panas. Air tawar dan hydropore air tawar dipanaskan di calorifier dan sirkulasikan dengan pompa. Calorifie dipanaskan dengan heater listrik.
b.      Rule dan Rekomendasi
Pada peraturan BKI 2013 Vol.III Sec. 11.K Dinyatakan :
1)      Sistem untuk pendingin air tawar
Sistem pendingin air tawar diatur hingga motor dapat secara baik didinginkan dibawah berbagai kondisi suhu.
2)      Menurut kebutuhan dari motor system pendingin air tawar yang di perlukan :
·         Suatu sirkuit tunggal untuk keseluruhan pembangkit.
·         Sirkuit terpisah untuk pembangkit daya induk dan bantu.
·         Beberapa sirkuit independent untuk komponen motor induk yang memerkukan pendinginan ( cylinder, piston dan katup bahan bakar) dan untuk motor bantu.
3)      Sirkuit pendingin diatur sehingga bila salah satu sirkuit mengalami kegagalan maka dapat diambil alih oleh sirkuit pendingin yang lain. Bila mana perlu dibuatkan pengaturan untuk tujuan tersebut.
4)      Sedapat mungkin pengatur suhu dari motor induk dan bantu dibuatkan sirkuit yang terpisah dan independent satu sama lainnya.
5)      Bila mana pada motor pembangkit otomatis, penukar panas untuk bahan bakar dan pelumas melibatkan sikuit air pendingin, system air pendingin di monitor terhadap kebocoran dari minyak bahan bakar dan pelumas.
6)      Sistem air pendingin umum untuk pembangkit induk dan bantu dipasangi katup shut-off untuk memungkinkan reparasi tetap tidak menggangu pelayanan dari sistem tersebut.
7)      Penukar panas dan pendingin
·         Pendingin dari sistem air pendingin, motor, dan peralatanya dipasang untuk menjamin bahwa temperatur air pendingin yang telah ditentukan dapat diperoleh dari bebagai jenis kondisi. Temperatur air pendingin dipasang sesuai untuk keperluan yang dibutuhkan oleh motor dan peralatan.
·         Penukar panas untuk peralatan bantu pada sirkuit air pendingin utama jika memungkinkan dilengkapi dengan jalur by-pass, bila mana terjadi gangguan pada penukar panas, untuk menjaga kelangsungan operasi sistem.
·         Dipastikan bahwa peralatan bantu dapat tetap bekerja saat perbaikan dan peralatan pendingin utama. Bila mana perlu diberikan pengalih aliran ke penukar panas yang lain, permesinan atau peralatan sepanjang suatu penukaran panas sementara dapat diperoleh.
·         Katup shut-off dipasang pada sisi hisap dan tekan dari semua penukar panas.
·         Tiap penukar panas dan pendingin dilengkapi dengan ventilasi dan corong kuras.
8)      Pompa pendingin air tawar
·         Pompa air pendingin utama dan cadangan harus terdapat disetiap system pendingin air tawar.
·         Pompa air pendingin dapat digerakan langsung oleh motor induk atau bantu yang mana dimaksudkan untuk mendinginkan sehingga jumlah pasok yang layak dari air pendingin dapat dicapai pada berbagai kondisi operasi.
·         Pompa air pendingin cadangan digerakan secara independent oleh motor induk.
·         Pompa air pendingin cadangan berkapasitas sama seperti pompa air pendingin utama.
·         Motor induk dilengkapi sekurangnya oleh suatu pompa pending utama dan cadangan.
·         Bila mana menurut konstruksi dari motor memerlukan lebih dari satu sirkuit air pendingin satu pompa candangan dipasang untuk tiap pompa pendingin utama.
·         Suatu pompa pendingin cadangan dari suatu sistem pendingin dapat digunakan sebagai satu pompa cadangan untuk sistem lain yang dilengkapai dengan lajur sanbungan yang memungkinkan. Katup shut-off pada sambungan ini harus dilindungi dari penggunaan yang tidak diinginkan.
·         Peralatan yang melengkapi sistem untuk pendinginan darurat dari sistem lain dapat disetujui jika dan pembangkitnya sesuai untuk tujuan ini.
·         Pengukur suhu, sirkuit air pendingin dilengkapi dengan pengatur suhu sesuai yang diperluakan dan sesuai dengan peraturan yang ada. Alat pengatur yang mengalami kerusakan dapat mempengaruhi fungsi keandalan dari monitor yang dilengkapinya atau saat dia bekerja.
Katalog Pompa Air Tawar



Diagram Sistem Air Tawar